RSS

Wednesday, 30 October 2013

Final Exam- Semoga Najah-

Sekarang ni fenomena video parodi banyak sungguh di laman-laman sosial.

Kalau sebelum ni sibuk dengan gadis yang couple seminggu, sekarang ni penuh dengan video "Macam comel je. macam comel je". Siap ada kenyataan balas selepas videonye dihentam hebat oleh orang-orang awam.

Ada housemate saya yang mencadangkan saya buat video macam tu, "jalan dakwah tu luas...kan? Apa salahnya cuba"

Pada saya tak perlu untuk buat begitu, memang jalan dakwah luas, tapi bila ia membabitkan kata-kata kutukan yang akan memburukkan ISLAM tu sendiri, lebih elok tak perlu rasanya.

Dan sedikit sebanyak, terhibur dengan trackmark yang terhasil dari parodi-parodi tersebut, "macam comel je, macam comel je" (nampaknya saya pun terikut trackmark ni). 

Apalah salahnya meringankan fikiran sambil-sambil minggu belajar ni kan? Minggu depan saya akan menduduki peperiksaan, doakan saya najah kali ni, dan doakan saya betul-betul najah!! Aamiin..

gambar nota sem lepas :p

Nak maghrib dah ni, selamat bermaghrib semua pembaca.

Monday, 28 October 2013

Status Hati


Bahagia!! Kemana menghilangnya engkau?? Saat aku keseorangan melalui hari-hari sakit begini. Kemana engkau duhai bahagia? Kemana kau menghilang. Aku perlukan kau kerana aku telah disakiti, dikhianati, didustai!


Itulah yang mungkin seseorang rasakan ketika hati sedang dilukai. Perpisahan dengan seseorang yang kita sayangi tak siapa yang mahu. Namun takdir Tuhan telah menuliskan semuanya. Tak siapa yang tahu masa terdepan yang bakal kita lalui.

Kasih yang sempat dicurahkan hati bukan sedikit, malah bukan juga sedikit ruang hati yang telah didiami. Ada yang terpisah kerana prisip masing-masing yang tak lagi ada persamaan, ada juga yang terpisah kerana pengkhianatan salah seorang, malah ada yang terpisah kerana bukan jodoh dari Tuhan. Takdir telah tertulis, waktunya telah tiba, setiap pertemuan yang dulunya membuahkan senyuman kini membuat hati berdarah tangisan tercurah.

Melupakan seseorang yang kita sayang sesukar membayangkan seseorang yang belum pernah hadir dalam hidup

Bait kata ini pernah saya baca suatu ketika dahulu. Ya, melupakan seseorang yang pernah menjadi istimewa dalam hati adalah sesukar membayangkan seseorang yang belum pernah hadir dalam hidup. Cubalah anda membayangkan siapakah yang akan hadir dalam hidup kita? Bagaimana wajahnya, cantikkah? Kacakkah? Kuruskah? Tinggikah? Setiap persoalan ini akan hadir untuk membayangkan seseorang itu. Berikutan juga ketika ingin melupakan seseorang itu, akan hadir persoalan-persoalan, apakah yang dia lakukan ketika ini? Sihatkah dia? Masihkah seperti dahulu? Masihkah dia mengingati aku? Dan bermacam-macam persoalan lagi akan hadir di minda saat kita katakan kita mahu melupakan seseorang.

Saat kau katakan kau mahu melupakan dia, sebenarnya dia masih lagi dalam fikiran kau.

Ya!!! Inilah hakikatnya. Saat bibir melafazkan aku nak lupakan dia, dalam fikiran kita masih segar setiap kenangan bersamanya sebenarnya. Lalu bagaimana ingin kita lupakan seseorang yang tidak lagi ditakdirkan buat kita?

ALLAH berfirman:

Boleh jadi kamu benci pada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka pada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan ingatlah, Allah jualah Yang Maha Mengetahui (semuanya), sedang kamu tidak mengetahui.
(Al-Baqarah : 216)

ALLAH memujuk hatimu dengan kalamNYA yang suci. Kita hanyalah hambaNYA yang menjadi khalifah di bumi ciptaanNYA. Telah ditakdirkan jalan hidup mu supaya berpisah dengan yang anda sukai. Bukanlah sesuatu yang sia-sia setiap kejadian yang berlaku. Pasti ada hikmah yang tersembunyi. Hikmah yang baik buat kita sebagai hamba. Baik atau buruk sesuatu itu, kita sebagai hamba perlulah berbaik sangka denganNYA yang Maha Menciptakan.

Melupakan seseorang bukanlah perkara yang mudah, saya akui itu. Akan tetapi bila kita sandarkan semua kesakitan, dugaan yang kita lalui ini pada Yang Maha Menciptakan, pasti segalanya akan menjadi mudah. Hari-hari yang dilalui terasa senang dan satu saat nanti anda sendiri akan tersenyum melihat kesukaran yang sekarang anda lalui dapat anda jalani dengan penuh tabah dan sabar.

Nabi Junjungan kita Muhammad S.A.W pernah berkata kepada Saidina Abu Bakar r.a ketika mereka bersembunyi dari musuh di Gua Tsur.

La takhaf wa la tahzan. Innallah ma'ana.
"Janganlah  kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati. Sesungguhnya ALLAH ada bersama kita"

Ya ALLAH bersama anda sebenarnya. Mendengar rintihan hati anda yang sedang sakit kerana perpisahan yang berlaku. Bukan ALLAH tidak faham sakitnya, peritnya, lukanya hatimu akibat perpisahan itu, tetapi kerana DIA Tahu kamu mampu melalui saat-saat getir ini, dan DIA ingin mendengar suara rayuanmu mengadu domba padaNYA.

ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Al-Baqarah : 286)

Bangkitlah dari kesedihan itu. Usah terlalu lama berada dalam kesedihan itu. Kerana masa tetap akan berjalan, kematian tetap kita kan tempuhi. Pulanglah ke jalan yang asal iaitu jalan yang ALLAH telah tetapkan untuk kita sebagai makhlukNYA. Jalan dimana anda akan dekat denganNYA. Kembalikan segala apa yang dirasakan kepada pemilik segalanya. ALLAH lah tempat yang seharusnya kita kembali. ALLAH lah tempat yang seharusnya kita berserah diri. Sesungguhnya apa yang datang itu hanyalah ujian untuk menguji keimanan kita sebagai hambaNYA.

Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan (sahaja) mengatakan "kami telah beriman", sedang meraka tidak diuji?
(Al-'Ankabut : 2)

Ujian yang hebat adalah untuk orang yang hebat! Kerana ujian itu adalah salah satu bentuk kasih sayangNYA buat hambaNYA. Usah ragu lagi untuk teruskan hidup. Masih ramai lagi yang kan bersama anda untuk teruskan hidup. Barang yang lepas jangan dikenang, kan pasti ada yang datang menenangkan. Semoga di setiap langkah yang di ayunkan kaki kita sentiasa bersama redhaNYA. Itu doa saya buat semua pembaca.

Sunday, 27 October 2013

Penantianmu Tak Akan Sia-sia Bila Kau Pasrahkan Pada-Nya.

Maukah anti menantikan ana, ukhti? Ana pasti akan segera melamar setelah selesai kuliah” ujar seorang ikhwan dibalik hijab internet. Tak ada jawaban, sepertinya akhwat di seberang sana sedang menimbang-nimbang.

Tapi kalau antum justru memilih orang lain gimana? Nanti ana nunggu lama ternyata antum nggak kunjung datang.”Akhwat ini masih berpikir yang masuk akal, belum dibutakan.

Nggak ukhti, andai anti tahu harapan ini begitu besar. Tapi tak mengapa kalau anti nggak menunggu ana, mungkin anti bukan jodoh ana. Semoga saja ana mendapatkan jodoh seperti anti, karena hanya anti yang ana harapkan untuk jadi ummi dari anak-anak ana kelak,” aku sang ikhwan.

Luluhlah sudah mata dan hati sang akhwat dengan kata-kata pujangga, berhasillah sudah mereka membuat janji angan-angan yang tak pasti. Atau jangan-jangan itulah daya tarik syetan untuk mengawali sebuah hubungan yang memuakkan.

Lain lagi dengan seorang akhwat yang sedang terlihat bersedih juga dibalik hijab Internet.

Mas, yakinlah aku akan menanti kedatanganmu.Aku akan menunggumu menyelesaikan kuliahmu,”aku sang akhwat sendu.

Aku yakin adik mampu,tapi banyak hal yang perlu pikirkan selain menanti kehadiranku. Laki-laki mana yang nggak senang kalau dinantikan kehadirannya. Cuma, kau berhak untuk tidak menantikanku ukhti. Kau tau, aku tak ingin terbebani rasa penantian,dimana ketika kau dan aku nggak berjodoh,mungkin akan terasa sakit,” balas seorang ikhwan disebrang sana.

Tapi aku..”

Afwan dik,aku nggak mau memberimu harapan apa-apa dan aku juga nggak berharap terlalu banyak padamu. Dan maaf sekiranya hubungan ini, kau anggap sebagai harapan. Plis, jangan menantiku. Kau pun berhak bahagia, menantiku bukan pilihan untuk bahagia, karena semua masih gelap di depan sana.”

Aku memang mencintaimu tapi aku juga berhak berharap ada cahaya di kegelapan. Tapi kau benar mas, tak ada kepastian di depan sana, karena aku dan kamu tak pernah tahu siapa jodoh kita kelak. Sedangkan harapan hanya keinginan manusia yang sering kali disusupi syetan. Ya, mungkin syetan tengah menyusupi hatiku dengan nafsu yang tak pernah aku sadari. Andai semua laki-laki paham arti penantian.

Ya, andai semua laki-laki paham betapa beratnya rasa penantian yang kadang terasa amat panjang, dan tak jarang di akhir penantian ternyata menyakitkan.

Aku nggak mau membahas siapa yang salah atau siapa menanti siapa, yang ingin aku bahas ketika kamu memberikan harapan untuk sebuah penantian, benarkah kamu akan mampu mewujudkannya?

Menanti hanya teori yang terlihat begitu mudah,tapi faktanya nggak semudah membalikkan telapak tangan. Wajar kok, kalau setiap insan merindukan pendamping, menanti-nanti siapakah yang akan menjadi jodoh seumur hidupnya. Hanya saja akan menjadi nggak wajar ketika sebuah penantian menjadi bagian dari sebuah permainan.

Permainan dua insan yang belum halal saling menanti dalam ketidakpastian, karena katanya cinta, katanya sayang, katanya dan katanya lagi dengan berbagai alasan, jadi nekad untuk tetap berjalan di lorong yang nggak pernah tahu dimana dan kapan sampai ujungnya. Dan kamu tahu, bagian ini lah yang paling disukai syetan.

Karena dianggap saling menanti, pacaran berbungkus ta’aruf pun jadi, maksiat sudah nggak pernah dianggap lagi, pokoknya terobos halang rintang sekalipun melanggar syariat. Syetan tengah bekerja begitu mudahnya karena hatimu sudah nggak ada pelindungnya. Yang penting menyenangkan, padahal kamu nggak pernah tahu apa yang akan menantimu di depan.

Benarkah jodohmu adalah dia yang kamu nantikan, setelah sekian lama kamu hanya saling sapa dengan obrolan sok manis, sok perhatian. Sayangnya, banyak dari mereka hanya ingin menggoda saja, bahkan cuma ingin menunjukkan kehebatan mereka dalam takluk menaklukkan. Dan bisa saja kamu menjadi salah satu korbannya.

Mendingan kamu menantikan jodoh pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala daripada hanya menantikan ketidak pastian, iya kalau dia ternyata jodohmu, kalau bukan? Penantian panjang yang sia-sia kan? Bersabarlah cantik,penantianmu tak akan pernah sia-sia jika kau pasrahkan pada-Nya.

Bolehlah kalau kamu bilang itu salah satu ikhtiar, tapi pikirkanlah apakah tak ada ikhtiar yang lain sampai kamu rela menantinya? Bila itu bagian dari ikhtiar, kamu dan dia nggak akan menunda-nunda untuk segera menikmati kehalalan, bukan menikmati yang sebaliknya walaupun terlihat menyenangkan.

Cantik, menantilah di jalan yang diridhoi Allah dan Dia akan menuntunmu pada penantian yang tak akan pernah menyakitimu. Hentikanlah untuk berharap pada kekosongan, yakinilah jika dia memang serius untuk menjalani sebuah hubungan, dia akan melamarmu bukan memberimu angan-angan. Sadarilah, jangan ragu menolak jalan yang nggak di ridhoi-Nya.

Ikhwan, kau sangat tahu banyak wanita sedang menanti kehadiranmu. Jangan kau manfaatkan kelemahan mereka sebagai pelampiasan kehebatanmu dalam menaklukkan mereka. Bukankah kau ingin mendapatkan wanita shalihah yang akan melahirkan generasi Rabbani yang memanggilmu ‘Abi’? Bagaimana mungkin kau akan mendapatkannya jika kau masih meruntuhkan harapan wanita-wanita yang sedang galau akan jodohnya? Janji Allah pastilah benar, bila kau mensholehkan diri,insya Allah kau pun akan mendapatkan yang sebanding denganmu.

Jikalau sesuatu dimulai dengan yang tidak baik maka hasilnya pun akan jauh dari kata baik, namun jika sesuatu dimulai dengan yang baik sesuai syariat yang Allah berikan,insya Allah akhirnya pun pasti membuatmu tersenyum cantik..



Copy and Paste

Thursday, 24 October 2013

Garisan Penamat

Pejam celik.
Pejam celik.

Bumi Darul Aman ni dah hampir 5 tahun saya diami. Dah menjadi pemastautin. Tapi lepas ni. Tak tahu lagi takdir yang tertulis buat diri. Hajat di hati mahu menetap di sini. Di bumi yang mana saya belajar banyak perkara.

Dari KOSONG sampai saya ditanya "Orang Kedah ke dik?" Akibat rajin berbahasa Kedah. Sampaikan orang dengar longat bahasa saya dah ttidak asing seperti di awal-awal menjejakkan kaki di sini.

Sayu andai bumi Kedah ni saya tinggalkan. Bila lagi akan ku jejakkan kaki ke sini??

Final exam tak lama lagi. Kurang sebulan lagi akan menjelmakan diri. Walaupun jumlah subjek yang di ambil tak banyak macam sebelum ni. Tapi getaran untuk menduduki peperiksaan tetap dirasai.

Semoga Allah permudahkan.

Solat sunat taubat, sunat hajat. InsyaAllah akan saya cuba buat setiap malam. Bukan untuk periksa sahaja. Malah untuk hidup lebih diberkati. Semoga matiku nanti di dalam keadaan Khusnul Khatimah. Aamiin.

Lepas ni nak buat apa?? Wallahu 'Alam.. Semoga apa yang dirancang sama dengan perancanganNYA..

"Manusia merancang dangan cita-cita, ALLAH merancang dengan cintaNYA"

Garisan penamat takkan saya temui walaupun Kedah bakal saya tinggalkan. Garisan penamat saya akan saya temui bila roh tidak lagi bersama jasad. Apabila roh saya tidak lagi berada di alam dunia yang fana ini.

Semoga segalanya dipermudahkan. Doakan saya najah pada imtihan akhir kali ni. Aamiin...

Terima kasih.

Wednesday, 16 October 2013

Penghujungnya Jalan Ini


Penghujungnya Jalan Ini

Wahai ALLAH
Jalan cintaMU yang aku inginkan
Namun tiap kali jalan ku temu
Pasti ada ujian datang bertandang.

Kadang kaki penat berjalan
Lalah melangkah
Tenat menyusuri kehidupan yang belum tiba garisan penamat
Tapi Bila menyedari diri belum mampu menggapai SyurgaMU
Langkah terus ku pertahankan
CintaMU masih ingin ku capai
SyurgaMU ku jadikan impian.

Ya ALLAH
Jauh diri melangkah
Masihkah ada hati yang tersakiti?
Masihkah wujud benci?
Masihkah diri ini dhina dicaci?

Ku bermohon Tuhan
Biar aku yang menanggung beban
Biar aku teruskan perjalanan
Dengan sedikit kekuatan
DariMU Yang Maha Hebat.

Moga Jalan redhaMU  yang ku jalani
dan
Ku temukan cintaMU di hujung perjalanan ini.

29 September 2013
Instagram

Tuesday, 15 October 2013

Aidil Adha 1434H

10 Zulhijjah 1434H

Alhamdulillah, Aidil Adha selamat dijalani dengan penuh rasa syukur.

Bermula subuh 9 Zulhijjah 1434H ruang udara telah dihiasi dengan gema takbir memuji kebesaran Ilahi. Seiring dengan itu, terkenang pengorbanan Nabi Ibrahim A.S. yang menurut perintah Allah Taala supaya menyembelih anaknya  Ismail A.S.

Pagi yang indah, dihiasi dengan kicauan burung yang keluar mencari sesuap rezeki. Begitu juga gema takbir yang kedengaran tidak henti diucapkan dari corong pembesar suara masjid berdekatan rumahku. Hati turut memuji kebesaranNYA, mensyukuri nikmat dihidupkan lagi di hari mulia. Di saat ada saudara seIslam lain sedang menunaikan rukun Islam yang terakhir iaitu ibadah Haji, hati ini berdoa, agar ada jemputan dariNYA untuk menjejakkan kaki ke tanah haram itu.

Allahhu Akhbar, Allahhu Akhbar, Allahhu Akhbar, Walillahilham...

Takbir memuji kebesaranNYA...

Alhamdulillah, tahun 1434H dapat aku meraikannya bersama keluarga tercinta, setelah beberapa tahun tak dapat beraya bersama. Alhamdulillah, nikmat Allah berikan tak pernah merugikan, malah punya hikmah berharga.

Alhamdulillah, buat kalian para pembaca. Kesempatan ini juga izinkan aku mengucapkan "Selamat Hari Raya Aidil Adha 1434H, moga raya kali ini benar-benar memberikan kita rahmatNYA, serta dapat buat hati kita benar-benar ikhlas mengorbankan apa yang setiap dari kita korbankan. Aamiin.

Sunday, 13 October 2013

Repost -Akhwat Sejati-





‎...Akhwat sejati...

Seorang gadis cilik bertanya pada Ayahnya
“Abi…ceritakan padaku tentang Akhwat Sejati”

Sang Ayah pun menoleh dan tersenyum seraya menjawab:

Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya.

Akhwat Sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat dari sejauh mana Ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat Sejati bukan dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keikhlasan Ia memberikan kebaikan itu.

Akhwat Sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat Sejati bukan dilihat dari keahlIannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.

Sang Ayah terdiam sambil menatap putrinya
“Lantas apa lagi Abi…?”

Ketahuilah putriku….
Akhwat Sejati bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia berani mempertaruhkan kehormatannya.

Akhwat Sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatirannya yang mengundang orang jadi tergoda.

Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujIan yang Ia jalani, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia menghadapi ujian itu dengan Syukur.

Dan Ingatlah…!!!
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.

Setelah itu Sang anak kembali bertanya
“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi…?”

Sang Ayah memberikan sebuah buku dan berkata
“Pelajarilah mereka!!”
Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan
“ISTRI PARA NABI”

Meski kita bukanlah salah satu dari Istri Nabi
Tapi meneladaninya adalah sebuah bentuk kecintaan kita terhadap Allah SWT


*copy&paste

10 Oktober 2012
Tentang Sesuatu

Mesir Kini Aku Rindui

SEPI.

Itulah yang ku rasa kala ini. Entah mengapa tiba-tiba diri bertanyakan, kenapa semua ini harus terjadi?? Kenapa semua ni perlu terjadi??

Aku terus berpaling melihatnya sekilas. Dia bukanlah sesiapa suatu masa dulu. Seorang yang bukan aku kenali. Sama sekali aku tidak pernah terniat untuk mengenali. Malah hanya jasad bergerak itu aku pandang dari kejauhan. Aku pandang sepi. Aku pandang tanpa niat di hati. Lalu hati berdetik "lelaki...datangnya hanya untuk menguji..."

Hari berganti, lautan aku rentasi, demi ilmu yang ingin aku pelajari. Bumi kinanah itu aku jejaki. ALHAMDULILLAH. Akhirnya aku berjaya sampai ke sini!! Satu tempat yang tidak mahu aku jejaki dahulu. Namun kini, bumi ini amat memberi inspirasi. Menguatkan diri menjadi insan di bumi Ilahi.

Sungai Nil
Panorama Pyramid
Kubu Salahuddin Al- Ayubi

Jun-Julai 2013. Sejarah terukir kini. Perasaan sewaktu menjejakkan kaki di sana amat bercampur-baur. Mulanya aku takut! Takut bertemu dengan orang yang tak mahu aku bertentangan mata. Namun perasaan tu hilang detik demi detik sepanjang peredarannya masa di sana. Akurku pada kehendakNya. Hati terpaut untuk duduk lebih lama. Perasaan takut bertukar kepada perasaan ingin mengetahui. 

Meyusuri samudera kehidupan di bumi Mesir, mengambil sedikit kesusahan yang dilalui oleh para anbia' sepanjang menyebarkan dakwah. SUBHANALLAH.. Sungguh tabah hamba-hambaNYA yang terdahulu melalui kesusahan yang ditakdirkan. Zaman sekarang terlalu banyak kemudahan yang dianugerahkan Tuhan buat hambaNYA. Seiring kemudahan, perjalanan dakwah juga tak semudah dahulu. Terlalu banyak perkara yang boleh membawa kepada dosa. Lalu dakwah yang dibawa perlulah mengikut peredaran masa.

Sebulan di sana, banyak yang diri pelajari. Masa pun pantas berlalu. sebulan dirasakan seminggu. Aku benar-benar menangisi keberangkatan diri meninggalkan para wali di sana. Ah!! Aku benar-benar mahu lebih lama di sana, namun ada tugasan yang perlu aku selesaikan di tanah air yang lebih aula aku titik beratkan.

Dua minggu sebelum berangkat pulang, kala diri hampa dengan penantian yang telah bertemu garisan penamat. Diri ini disapa seseorang. Seseorang yang pernah aku pandang sepi tanpa niat untuk mendekati. Salam perkenalan yang dihulur aku sambut. Moga ada hikmah disebalik perkenalan ini.

Kini, perkenalan itu telah berganjak ke bulan ketiga. Ya, TIGA. Bagai berabad mengenali. Dia sahabat yang aku sukar cari ganti. Hadirnya buat aku dekat pada Ilahi. Perkenalan ini buat aku sedar, tiada cinta lebih dari cinta Yang Maha Memberi.

Tazkiyatun Nafs, itulah blog teman baruku itu. Banyak yang aku pelajari. Mungkin diri terlalu jauh meninggalkan jalan Ilahi, lalu Allah hadirkan dia sebagai si tukang tegur pada diri. Terima kasih sahabat kerana sudi hadir mendekati.

Usah, usah kalian katakan dia adalah yang teristimewa di hati! Aku jauh sekali tidak layak buatnya. Bumi Mesir menjadi saksi, aku dan dia  bukan seperti Yusuf dan Zulaika. Jauh sekali seperti Fatimah dan Ali. Aku cuma penyepi di lorong sunyi. Menjadi musafir cintaNYA setelah dia aku kenali.

"Ah, lelaki. Memang datangnya ingin menguji. Malah syaitan datang mengodai hati yang sunyi!" Aku cuma menjaga hati yang baru diberi Ilahi. Setelah berkali disakiti. Dengan dia, aku pelajari mencintai hanya pada Ilahi! TITIK. Usah kalian mendengar bisikan syaitan. Aku hanya pemuja Ilahi.

Beruntunglah punya sahabat yang apabila menatap wajahnya, ingat akan Tuhan. Bila berbicara sering berkata tentang Tuhan. Berpisahnya merindu kerana Tuhan, Bertemunya hanya demi mengingati Tuhan. Dan dia, syukurku hadirnya memberi jalan cinta Ilahi. Walau bukan dia memberi cinta, tapi dia adalah asbab, sebagai wasilah suburnya cinta Tuhan di hati.

Mesir yang ku rindui...
Pasti suatu hari nanti aku akan jejaki kembali, InsyaAllah. Untuk menimba seberapa banyak ilmu yang terdampar luas di bumimu. Dan tentu sekali, kenangan yang pernah terukir di sana, walau sebulan cuma. Pasti menggamit rindu dijiwa.

Beberapa malam sebelum berangkat pulang ke Malaysia. Bait puisi ini terukir, membuat air mata mengalir ke pipi. Ya. Kini Mesir aku rindui....

Terasa pantas waktu berlalu
Terasa baru semalam kita bertemu
Terasa perkenalan itu baru membuah rindu

Seperti lumrahnya sebuah kehidupan

Kini
Tiap yang bertemu pasti akan terpisah
Tiap yang bermula pasti ada hikmahnya

Telah ku katakan

Bertemu berpisah itu lumrah
Bertemu setelah berpisah itu anugerah Allah!!

Mesir, Bumi kinanah ini pasti akan aku rindui
Dan pasti kalian juga.

Dan sepi pun berlalu. Persoalan yang menerjah tadi pun kini terjwab.

Kenapa semua ini harus terjadi?? Mengapa ini semua berlaku?? Kerana inilah takdirku. Takdirku yang merindu bumi Mesir yang memberi seribu satu warna dalam hidupku.

Thursday, 10 October 2013

Puisi Hati

Dunia.. 
Indahmu mempersona,
Hiasanmu menggoda rasa,
Cantikmu kadang membuat aku terleka,

Kadang ada yang datang,
Mengucap puji dan tinggi menjulang,
Senyum yang terbalaskan,
Namun disalah ertikan.

Terus ada yang mengata dibelakang,
kau perempuan tak sopan,
kau perempuan tak ingat daratan,
kau perempuan yang hanya ada ditepi jalanan.

Perjalanan sunyi seorang insan,
Tak siapa mengerti kecuali Tuhan,
Katanya mahu merubah kehidupan,
Tapi satu pun masih di daerah kezaliman.

Diri cuba gagah terus berubah,
Terus asa menggapai maghfiratullah,
Terus cuba dalam istiqomah,
Menunai ibadah tanda cintakan Allah.

Biarlah,
Hanya aku mendengari,
Boleh saja kau bilang itu dan ini,
Memuji, menyukai, menghina malah membenci,

Aku tak hidup dipuji tak mati dikeji,
Semalam aku tinggalkan kesilapan yang berupa pengalaman,
Hari esok akan ku jadikan sebagai impian,
Hari ini aku punya Tuhan, tempatku adu segala beban.

Itulah lumrahnya kehidupan..
Bila hidup dijulang, dipuji didakap sayang,
Bila jatuh tersungkur, dikeji dicaci ditinggalkan,
Apalah daya aku hanya insan,
Redha Allah itu lebih baik aku impikan.

Semoga nanti tempat kembalinya diri,
Adalah tempat yang semua orang impi..


Wednesday, 9 October 2013

Rabiatul Adawiyah

Makam Rabiatul Adawiyah -Mesir-


Rabiatul Adawiyah 

Engkau bermula dengan sengsara
Dalam mencari bahagia
Terasa bagai bayang-bayang
Gelap walau disuluh cahaya

Pepasir pantai pun berubah
Pabila hakikat melanda
Ketenangan yang kau cari
Terpancar di lorong sufi

Kau hiasi rumah kasih abadi
Serik menghiasi singgah sana mu
Kau berjaya merubah segala
Kasih semalam menjadi esok

Kelunakan tangisan kasihmu
Dalam simpulan ketaatan
Bagi mengharapkan keredhaan
DariMu Tuhan Pencipta Alam

RABIATUL ADAWIYAH
Srikandi yang tercipta
Sungguh agung pengabdianmu
Kau berjaya menjadi iktibar

Asmara mu dihampar suci
Pintalan dari awanan putih
Membuahkan titisan rahmat
Menyuburkan mawar yang layu

Namamu menjadi sanjungan
Ikutan ummah sepanjang zaman
Ayuh bersama kita susuri
Perjalanan kekasih Allah


Rabiatul Adawiyah, nama srikandi agung yang tidak asing lagi bagi umat zaman ini. Nama seorang perempuan yang sangat terkenal dengan keagungan cintanya pada Tuhan Pencipta Alam. Seluruh hatinya terisi dengan cintaNYA sahaja sampaikan tidak ada sedikit pun ruang di hatinya diisi dengan cinta terhadap seorang lelaki.

"Tuhanku, jika ibadahku hanya untuk menjauhkan diriku daripada api nerakaMU, maka kelak bakarlah aku dengan api nerakaMU. Jika sembahku hanya untuk meraih syurgaMU, maka haramkan syurgaMU atas diriku. Adapun bila ibadahku hanya ingin beroleh kasih sayangMU, berilah aku kurnia agungMU. Anugerahkan kepadaku nikmat bisa melihat WajahMU, wahai yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia."

Kalimat inilah yang dilantunkan dari bibir srikandi agung itu tatkala waktu tawajjuhnya kepada Tuhan. Subhannallah... Cinta agung Rabiatul Adawiyah terhadap Allah sangat utuh. Hinggakan tiada sebab untuk dia memberikan ruang di hatinya buat manusia.

Padanya, cinta Allah itu seharusnya sepenuh hati, kerana DIA yang menciptakan, memberi segala nikmat, yang tak terhitung dek jari yang mengira, tak terjangkau dek fikiran yang berakal. Cintanya pada Allah amat mendalam sehingga setiap ketulusan, keluhuran, kejujuran hanyalah untukNYA yang Maha Agung.

Seperti menyintai seorang kekasih sejati sehingga ke akhir hayat, begitulah umpamanya cinta Rabiatul Adawiyah buat Tuhan yang menciptakan. Baginya, Tuhan yang menciptakan 'cinta' itu, dari mana cinta itu tercipta, disitulah tempatnya melepaskan rasa cinta. Cintanya Rabiatul Adawiyah terhadap Allah tanpa sebab, tanpa mengambil kira untuk apa dia mengerjakan ibadah, untuk apa dia menghindari larangan NYA.

Rabiatul Adawiyah melantunkan bait puisi cintanya,
"Dua jiwa yang saling mencinta, tidak akan memerlukan tafsir, yang ada adalah ungkapan kerinduan dan rasa. Barangsiapa merasa akan memahami, barangsiapa memahami akan menghayati. Bagaimana kau akan mampu memaknakan rasa kasih dan cintamu ketika kau berhadapan dengan kekasihmu, kau seakan jauh, ketika DIA memandangmu, kau selalu berpaling, dan ketika DIA menemuimu, kau acuh kepadaNYA. Padahal kekasihmu, selalu melihatmu, memperhatikanmu, di aman pun dan bila pun kau berada"

Allah.. Sungguh aku mencemburui kecintaannya. Aku cemburu melihat cintanya terhadapMU. Yang tak pernah berpaling walau sekali dari landasan cintaMU. Sedangkan langkah kaki ku seringkali tersasar apabila bertemu persimpangan. Acapkali menyimpang ke jalan yang membawa aku jauh dariMU. Kadang bila nimat datang, aku jadi alpa dengan nafsu dunia yang mengiurkan. Sedangkan aku ingin sekali mempamerkan cintaku kepadaMU laksana Rabiatul Adawiyah..

Saat makamnya ku ziarah dalam bulan Jun 2013. Aku titipkan buatnya Salam Sejahtera, Al-Fatihah, dan surah-surah lazimMU yang lain. Rabiatul Adawiyah, Kau menjadi inspirasiku untuk terus menyerahkan cinta ini terhadap Tuhanku jua TuhanMU. Namun masih jauh lagi tahap cintaku jika dibandingkan denganmu. Izinkan aku mengambil sedikit dari ketegasanmu menyangkal cinta dunia subur dihatimu.

Ibadah Rabiatul Adawiyah bukan mengharap syurgaNYA, bukan juga berharap terhindar dari nerakaNYA. Namun ibadah dia terhadap Allah adalah semata-mata perasaan kasih dan cintanya terhadap Tuhan. Umpama kekasih yang terlalu lama merindu untuk bertemu kekasih hati yang sekian lama terpisah. Hanya mencari redha Allah, dengan melakukan segala yang dipertintah, Sang Kekasih membalas rasa cinta Rabiatul Adawiyah. Sampailah Rabiatul Adawiyah mencapai tahap sufinya yang tersendiri di sisi Allah Taala.

"Ku cintai Engkau, wahai Kekasihku, dengan dua cinta
 Cinta kerana dorangan hasrat dan naluri kewanitaanku
 Dan cinta yang memang Engkau berhak atas cinta diriku
 Adapun hasrat yang mendorong cintaku kepada DiriMU
 Membuat diriku masyghul berzikir dan mengingatMU
 Sedangkan cintaku yang Engkau memang berhak atasnya
 Menuntun diriku, unutk menyelak tirai penghalang dariMU
 Agar aku dapat melihat wajahMU
 Wahai Kekasihku... Maka, tiada pujian yang layak diterima, unutk dan demi diriku
 Namun, segenap pujian, adalah untuk dan demi DiriMU semata"

Ya Allah, kurniakan aku cintaMU, suburkan cintaMU didalam hatiku. Kurniakanlah aku kecintaan terhadap sifat-sifat yang Engkau cintai, serta kurniakan aku insan yang menyintaiMU, agar bertambah cintaku padaMU...

Sunday, 6 October 2013

Repost -MONOLOG: HARUSKAH KU SAMPAIKAN SALAM PADANYA?-




“Haruskah ku sampaikan salamku padanya?” aku bertanya pada diri.

“Dia itu siapa? Sahabat? Kawan? Atau siapa?” aku bertanya kembali.

“Dia adalah sahabat yang tidak boleh ku hampiri. Dia adalah seseorang yang telah dimiliki. Namun, aku masih ingin mengucapkan salam. Haruskah aku sampaikan salamku padanya?” aku bertanya lagi.

“Haruskah? Kau sudah tahu siapa yang dimaksudkan dengan dia. Kau tahu batas dan sempadan. Adakah kau masih mahu menyampaikan salam padanya?” Diam. Hanya mampu tersenyum. Aku kemudian tunduk ke bumi seolah tidak berdaya.

“Aku hanya mahu mengucap sepatah salam sahaja. Hanya sepatah. Tidak bolehkah?”

Diam lagi. Kemudian tersenyum. Pelik bukan? Bila bercakap soal dia, atau seseorang yang dianggap istimewa. Kita akan tersenyum. Unik bukan?

Sekalipun ada orang menyimpan duka, kesedihan bahagia atau kegembiraan, mereka akan tetap tersenyum. Namun sudah pasti, senyuman itu menyimpan seribu makna. Hanya dia yang tahu. Entahlah, apabila menyebut soal cinta dan percintaan, pasti menyelinap rasa mesra di hati. Sungguh ajaib kan?

Ramai manusia yang datang dan pergi dalam hidup ini. Hanya sahabat yang tulus dan jujur akan meninggalkan jejaknya di sanubari. Untuk menguruskan diri sendiri, seseorang memerlukan mindanya. Tetapi, untuk mengurus orang lain, seseorang memerlukan hatinya. Hanya sesuatu yang lahir dari hati akan jatuh ke hati. Benarkan?

Semua orang boleh menghukum pada zahir, tetapi ukuran sebegitu selalunya tidak tepat. Ramai yang ditipu, dan tertipu kerana fizikal. Akhirnya kecewa dan dikecewakan. Ingatlah, kebenaran akan tersingkap. Esok atau lusa, sekarang atau akan datang, kejujuran akan muncul juga di atas sekeping hati yang tulus. Lalu ia meninggalkan kesan yang abadi.

“Dia adalah seorang kawan. Ya, kami pernah besahabat dan…”

“Dia khianati dirimu?”

“Tidak. Tidak mungkin dan mustahil dia berbuat begitu.”

“Dia pernah buat dirimu marah?”

Diam.

Sedangkan lidah lagi tegigit inikan pula sesama manusia. Marah itu sekadar satu tanda bahawa diri ini mengambil berat terhadap apa yang dia lakukan. Mungkin dia pernah membuatkan diri ini marah. Tetapi dia tidak pernah mengkhianati. Lagipun, jika diri ini pernah dikhianati sekali… sudah pasti dia sudah disingkirkan. Hanya orang yang bodoh sahaja akan membiarkan dirinya dikhianati sebanyak dua kali.

“Dia tidak pernah mengkhianati diri ini.”

Entah! Aku tidak mampu hentikan rona di jiwa daripada memikirkan dia. Sedangkan manusia yang bejiwa besar itu akan memikirkan tentang idea baru. Manusia yang berjiwa sedehana akan memikirkan peristiwa seputarnya. Hanya orang berjiwa kerdil sahaja tidak mampu melepaskan dirinya daripada memikirkan tentang seseorang. Aduh! Adakah aku seorang yang berjiwa kecil? Aku Cuma tidak dapat melupakannya, aku terasa kehilangan.

“Kehilangan?”

Aku teringat ada orang menyebut bahawa seseorang yang kehilangan harta, dia kehilangan sesuatu yang berharga. Jika dia kehilangan sahabat, dia kehilangan sesuatu yang lebih berharga. Namun, jika dia kehilangan kepercayaan, maka dia kehilangan segalanya.

“Kau tidak kehilangannya. Percayalah!”

“Benar, aku tidak hilang kepercayaan padanya. Aku sangat teringin untuk menyampaikan sepatah salam. Supaya dia sedar bahawa aku masih mengharapkan kebaikan pada dirinya.”

“Jika kau percaya padanya, kenapa masih mahu mengucapkan salam. Berilah kepercayaan untuk dia meneruskan hidupnya sendiri. Usahlah kau terlalu bimbang. Dia akan lebih bahagia jika dia tahu kau mempercayainya.”

“Tapi…”

“Sudahlah, kadang-kadang ada baiknya kau mendiamkan diri. Kerana sepatah yang kau ucapkan akan memberi impak yang berbeza. Bagaimana jika dia membencimu selepas ini? Atau dia membalas dengan kata-kata yang tidak kau jangkakan. Bagaimana jika itu berlaku? Pasti hatimu akan terguris bukan?”

“Jadi, kau suruh aku diam?”

“Ya. Diam itu lebih baik. Kerana aku tidak mahu kau lebih terluka. Ada kalanya, apa yang kau rasa, kau lalui, lebih baik dirahsiakan. Kerana itu akan melindungi luka di hati daripada berdarah kembali.”

“Aduh, sukar juga.”

“Itulah. Kadang-kadang, agak sukar untuk membuat orang faham apa yang ada di jiwa kita. Memerlukan kata-kata dan bicara. Oleh itu, aku fikir lebih elok jika disimpan sahaja. Kerana diam itu lebih baik daripada membuatkan orang tersalah memahami apa yang ada di hati kita.”

“Jika aku sentiasa diam, sampai bila jiwaku akan terbela? Rusuh di jiwaku, sampai bila orang akan sedar dan memahami? Pasti orang akan sering menyalahkan aku. Orang akan mengambil kesempatan denganku, kerana aku tidak pernah membela diri sendiri. Tambahan pula, dia tidak akan memahami keadaanku sampai bila-bila.”

“Adakah kau pernah melukainya? Membuatkan dia terluka sebelum ini? Atau kau sering menyokongnya? Memberi semangat dan kekuatan padanya?”

“Tidak, aku tidak pernah berniat untuk melukainya. Malah aku sering cuba menjadi pendorongnya. Tapi, itu dahulu…”

“Kau terlalu bimbang. Bertenanglah! Jika kau benar-benar mempercayainya. Pasti suatu hari nanti, dia akan menyedarinya. Tanpa perlu ucapan dan kata-kata. Kejujuran, adakalanya akan hadir tanpa penjelasan. Sejarah telah membuktikan. Kau tidak pernah mengecewakannya. Jadi, tidak perlu kau khuatir. Sekarang, berilah peluang untuk dia meneruskan hidupnya sendiri. Berjalanlah tanpa dipimpin oleh dirimu. Dia juga harus belajar hidup tanpa kau di sisi.”

“Hmm, aku sudah simpan salam ini hampir bertahun-tahun. Setiap kali aku teringin mengucapkannya, kau akan datang menegurku. Akhirnya aku berakhir dengan sebuah senyuman.”

“Aku tahu, perasaan terlalu ingin berbicara dengannya. Ingin mengucapkan sesuatu padanya. Tapi, simpanlah salam itu. Namun, jangan putus memohon doa untuknya. Tanpa sepatah salam sekalipun dia akan mampu meneruskan hidup jika doamu dan doa orang lain sentiasa mengiringinya.”

“Ya, aku sedar. Akan ku simpan salam ini menjadi doa. Percayalah, aku sentiasa yakin bahawa dia akan meneruskan hidup dengan baik. Aku percaya. Dan aku berdoa. Dia akan tabah dan Berjaya.”


*Ritihan hati sumber yang boleh dipercayai. Nukilan A. Ubaidillah Alias


4 Mei 2012
Tentang Sesuatu
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...