RSS

Wednesday, 9 October 2013

Rabiatul Adawiyah

Makam Rabiatul Adawiyah -Mesir-


Rabiatul Adawiyah 

Engkau bermula dengan sengsara
Dalam mencari bahagia
Terasa bagai bayang-bayang
Gelap walau disuluh cahaya

Pepasir pantai pun berubah
Pabila hakikat melanda
Ketenangan yang kau cari
Terpancar di lorong sufi

Kau hiasi rumah kasih abadi
Serik menghiasi singgah sana mu
Kau berjaya merubah segala
Kasih semalam menjadi esok

Kelunakan tangisan kasihmu
Dalam simpulan ketaatan
Bagi mengharapkan keredhaan
DariMu Tuhan Pencipta Alam

RABIATUL ADAWIYAH
Srikandi yang tercipta
Sungguh agung pengabdianmu
Kau berjaya menjadi iktibar

Asmara mu dihampar suci
Pintalan dari awanan putih
Membuahkan titisan rahmat
Menyuburkan mawar yang layu

Namamu menjadi sanjungan
Ikutan ummah sepanjang zaman
Ayuh bersama kita susuri
Perjalanan kekasih Allah


Rabiatul Adawiyah, nama srikandi agung yang tidak asing lagi bagi umat zaman ini. Nama seorang perempuan yang sangat terkenal dengan keagungan cintanya pada Tuhan Pencipta Alam. Seluruh hatinya terisi dengan cintaNYA sahaja sampaikan tidak ada sedikit pun ruang di hatinya diisi dengan cinta terhadap seorang lelaki.

"Tuhanku, jika ibadahku hanya untuk menjauhkan diriku daripada api nerakaMU, maka kelak bakarlah aku dengan api nerakaMU. Jika sembahku hanya untuk meraih syurgaMU, maka haramkan syurgaMU atas diriku. Adapun bila ibadahku hanya ingin beroleh kasih sayangMU, berilah aku kurnia agungMU. Anugerahkan kepadaku nikmat bisa melihat WajahMU, wahai yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia."

Kalimat inilah yang dilantunkan dari bibir srikandi agung itu tatkala waktu tawajjuhnya kepada Tuhan. Subhannallah... Cinta agung Rabiatul Adawiyah terhadap Allah sangat utuh. Hinggakan tiada sebab untuk dia memberikan ruang di hatinya buat manusia.

Padanya, cinta Allah itu seharusnya sepenuh hati, kerana DIA yang menciptakan, memberi segala nikmat, yang tak terhitung dek jari yang mengira, tak terjangkau dek fikiran yang berakal. Cintanya pada Allah amat mendalam sehingga setiap ketulusan, keluhuran, kejujuran hanyalah untukNYA yang Maha Agung.

Seperti menyintai seorang kekasih sejati sehingga ke akhir hayat, begitulah umpamanya cinta Rabiatul Adawiyah buat Tuhan yang menciptakan. Baginya, Tuhan yang menciptakan 'cinta' itu, dari mana cinta itu tercipta, disitulah tempatnya melepaskan rasa cinta. Cintanya Rabiatul Adawiyah terhadap Allah tanpa sebab, tanpa mengambil kira untuk apa dia mengerjakan ibadah, untuk apa dia menghindari larangan NYA.

Rabiatul Adawiyah melantunkan bait puisi cintanya,
"Dua jiwa yang saling mencinta, tidak akan memerlukan tafsir, yang ada adalah ungkapan kerinduan dan rasa. Barangsiapa merasa akan memahami, barangsiapa memahami akan menghayati. Bagaimana kau akan mampu memaknakan rasa kasih dan cintamu ketika kau berhadapan dengan kekasihmu, kau seakan jauh, ketika DIA memandangmu, kau selalu berpaling, dan ketika DIA menemuimu, kau acuh kepadaNYA. Padahal kekasihmu, selalu melihatmu, memperhatikanmu, di aman pun dan bila pun kau berada"

Allah.. Sungguh aku mencemburui kecintaannya. Aku cemburu melihat cintanya terhadapMU. Yang tak pernah berpaling walau sekali dari landasan cintaMU. Sedangkan langkah kaki ku seringkali tersasar apabila bertemu persimpangan. Acapkali menyimpang ke jalan yang membawa aku jauh dariMU. Kadang bila nimat datang, aku jadi alpa dengan nafsu dunia yang mengiurkan. Sedangkan aku ingin sekali mempamerkan cintaku kepadaMU laksana Rabiatul Adawiyah..

Saat makamnya ku ziarah dalam bulan Jun 2013. Aku titipkan buatnya Salam Sejahtera, Al-Fatihah, dan surah-surah lazimMU yang lain. Rabiatul Adawiyah, Kau menjadi inspirasiku untuk terus menyerahkan cinta ini terhadap Tuhanku jua TuhanMU. Namun masih jauh lagi tahap cintaku jika dibandingkan denganmu. Izinkan aku mengambil sedikit dari ketegasanmu menyangkal cinta dunia subur dihatimu.

Ibadah Rabiatul Adawiyah bukan mengharap syurgaNYA, bukan juga berharap terhindar dari nerakaNYA. Namun ibadah dia terhadap Allah adalah semata-mata perasaan kasih dan cintanya terhadap Tuhan. Umpama kekasih yang terlalu lama merindu untuk bertemu kekasih hati yang sekian lama terpisah. Hanya mencari redha Allah, dengan melakukan segala yang dipertintah, Sang Kekasih membalas rasa cinta Rabiatul Adawiyah. Sampailah Rabiatul Adawiyah mencapai tahap sufinya yang tersendiri di sisi Allah Taala.

"Ku cintai Engkau, wahai Kekasihku, dengan dua cinta
 Cinta kerana dorangan hasrat dan naluri kewanitaanku
 Dan cinta yang memang Engkau berhak atas cinta diriku
 Adapun hasrat yang mendorong cintaku kepada DiriMU
 Membuat diriku masyghul berzikir dan mengingatMU
 Sedangkan cintaku yang Engkau memang berhak atasnya
 Menuntun diriku, unutk menyelak tirai penghalang dariMU
 Agar aku dapat melihat wajahMU
 Wahai Kekasihku... Maka, tiada pujian yang layak diterima, unutk dan demi diriku
 Namun, segenap pujian, adalah untuk dan demi DiriMU semata"

Ya Allah, kurniakan aku cintaMU, suburkan cintaMU didalam hatiku. Kurniakanlah aku kecintaan terhadap sifat-sifat yang Engkau cintai, serta kurniakan aku insan yang menyintaiMU, agar bertambah cintaku padaMU...

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...